Cari Blog Ini

Senin, 09 Januari 2012

Diskriminasi, Prasangka Dan Etnis

Diskriminasi
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi
Diskriminasi langsung, terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang yang sama.
Diskriminasi tidak langsung, terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat diterapkan di lapangan.

Prasangka
Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional[1]
John E. Farley mengklasifikasikan prasangka ke dalam tiga kategori.[2]
• Prasangka kognitif, merujuk pada apa yang dianggap benar.
• Prasangka afektif, merujuk pada apa yang disukai dan tidak disukai.
• Prasangka konatif, merujuk pada bagaimana kecenderungan seseorang dalam bertindak.
Beberapa jenis diskriminasi terjadi karena prasangka dan dalam kebanyakan masyarakat tidak disetujui.

Etnis
Kelompok etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.[1] Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut[2] dan oleh kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku atau ciri-ciri biologis.[1][3]
Menurut pertemuan internasional tentang tantangan-tantangan dalam mengukur dunia etnis pada tahun 1992, "Etnisitas adalah sebuah faktor fundamental dalam kehidupan manusia. Ini adalah sebuah gejala yang terkandung dalam pengalaman manusia" meskipun definisi ini seringkali mudah diubah-ubah.[3] Yang lain, seperti antropolog Fredrik Barth dan Eric Wolf, menganggap etnisitas sebagai hasil interaksi, dan bukan sifat-sifat hakiki sebuah kelompok.[4] Proses-proses yang melahirkan identifikasi seperti itu disebut etnogenesis. Secara keseluruhan, para anggota dari sebuah kelompok suku bangsa mengklaim kesinambungan budaya melintasi waktu, meskipun para sejarahwan dan antropolog telah mendokumentasikan bahwa banyak dari nilai-nilai, praktik-praktik, dan norma-norma yang dianggap menunjukkan kesinambungan dengan masa lalu itu pada dasarnya adalah temuan yang relatif baru.[5]
Anggota suatu suku bangsa pada umumnya ditentukan menurut garis keturunan ayah (patrilinial) seperti suku bangsa Batak, menurut garis keturunan ibu (matrilineal) seperti suku Minang, atau menurut keduanya seperti suku Jawa.
Adapula yang menentukan berdasarkan percampuran ras seperti sebutan "orang peranakan" untuk campuran bangsa Melayu dengan Tionghoa, "orang Indo" sebutan campuran bule dengan bangsa Melayu, "orang Mestis" untuk campuran Hispanik dengan bumiputera, "orang Mulato" campuran ras Negro dengan ras Kaukasoid, Eurosia, dan sebagainya.
Adapula ditentukan menurut agamanya, sebutan Melayu di Malaysia untuk orang bumiputera yang muslim, orang Serani bagi yang beragama Nasrani (peranakan Portugis seperti orang Tugu), suku Muslim di Bosnia, orang Moro atau Bangsamoro di Filipina Selatan, dan sebagainya.

Minggu, 13 November 2011

Interaksi Intim di Tengah Masyarakat



Trotoar di Yogyakarta tepatnya di sebagian ruas Jalan Jenderal Sudirman, terjadi interkasi Intim di tengah masyarakat, yang setiap harinya selalu begitu.
Komentar saya: menurut saya trotoar tersebut di jadikan tempat pejalan kaki, bukan untuk tempat berkumpul atau berinteraksi. Dan pemerintah seharusnya membuat tempat atau taman untuk tempat berkumpul masyarakat dan tidak mengganggu pejalan kaki.

sumber:http://niamchomsky.wordpress.com/2011/01/02/yogya-perlu-trotoar-yang-demokratis/

Interaksi Pengunjung terhadap Bangunan Museum di London



British Museum di London ialah salah satu museum terbesar dan terpenting dalam sejarah dan budaya manusia di dunia. Koleksinya termasuk lebih dari 7 juta benda dari seluruh benua. Semuanya menggambarkan dan mendokumentasikan sejarah budaya manusia dari awal hingga kini. Seperti museum nasional dan galeri lain di Britania Raya, museum ini bebas bebas biaya masuk.
Komentar saya: menurut saya para pengunjung dapat berinteraksi dengan bangunan museum tersebut, karena terlihat bangunan tersebut sepertinya dapat membawa pengunjung museum ke dalam masa sejarah manusia di dunia. mungkin di sebabkan Bangunan tersebut seperti memiliki bangunan di dalamnya.

Sumber: http://www.indowebster.web.id/showthread.php?t=78213&page=1

Minggu, 09 Oktober 2011

Interaksi Manusia dengan Tuhannya yang Esa

BANGUNAN KABAH SEBAGAI TEMPAT INTERAKSI PUSAT ANTARA MANUSIA DAN ALLAH SWT

Di Pusat Kesucian Mekah, yaitu KABAH adalah sebuah bangunan dimana interaksi manusia dengan Allah SWT sangatlah dekat dan dapat menggambarkan betapa besarnya kekuasaan Allah SWT...
Komentar:
Menurut saya memang KABAH adalah pusat interaksi antara manusia dan ALLAH SWT,, yang membuat manusia dapat merasakan alam gaib di sekitar mereka..dan membuat mereka semakin yakin dengan semua hal gaib....